Minggu, 30 Mei 2010

It's our love story | Part 1

Posted by Arimbi's Story at 22.17

“Riooooooooo!!!” Jeritan Alvin membangunkan Rio yang sedang tidur pada jam istirahat.

”Ah, lo Vin. Ngapain sih? Ngantuk gue.”

“Habis tumben banget lo ngga nyamperin ke kelas gue. Yaudah gue kesini aja.”

”Makanya, temenan jangan sama gue doang dong! Kalo ngga ada gue pasti lo ngga ada temen kan.”

“Ngga juga kali. Gue kan cukup eksis. Haha.”

”Ketawa, lo. Eh baru inget gue, pengen minta tolong sama lo.”

”Minta tolong apaan, Yo?” Tanya Alvin bingung.

”Lo kan sekelas tuh sama Ify. Hmm menurut gue ya, Ify tuh cantik banget. Jadi..” Omongan Rio terputus ketika Alvin memotong pembicaraannya.

”Bentar deh. Emang di kelas gue ada yang namanya Ify? Kalau menurut gue ya, cantikan Alyssa, tau. Alyssa Saufika Umari.” Jawab Alvin polos.

”Alyssa itu panggilannya Ify, Alvin! Aduh temen sekelas lo sendiri juga.”

”Oh, baru tau gue. Hehe. Terus mau minta tolong apa jadinya?”

“Gue suka sama Ify. Lo mau kan tanyain dia, tipe cowo yang dia suka kaya gimana?”

“Gue sih mau-mau aja. Tapi...”

“Ah udah ngga usah pake tapi-tapian. Lo kan sahabat gue. Oke, Vin?”

”Oke.”

Alvin dan Rio memang bersahabat. Mereka memang beda kelas. Alvin kelas 9b, sedangkan Rio kelas 9d. Saat pulang sekolah, Alvin melihat Ify di depan gerbang sekolah sendirian.

”Kok belum pulang, Fy?” Alvin menghampiri Ify.

”Supir gue ngga bisa jemput. Dari tadi gue nungguin angkot, tapi ngga ada yang lewat.”

“Pulang sama gue aja, supir gue udah dateng tuh. Gimana?”

“Boleh deh. Makasih ya, Vin.”

Alvin dan Ify menuju mobil Alvin. Di perjalanan, suasana sangat hening. Alvin tidak tau harus berbicara apa dengan Ify. Tapi dia ingat, bahwa dia harus bertanya-tanya dengan Ify. Dan ini saat yang tepat, menurutnya.

”Fy. Gue mau nanya. Tapi lo jawab aja, ngga usah banyak nanya ya.”

”Mau nanya apa?”

”Tipe cowo yang lo suka kaya gimana?”

”Hmm.. gue suka cowo putih, cakep, jago olahraga... Eh, Vin gue turun sini aja, itu rumah gue. Makasih banyak ya.” Ify segera turun, meninggalkan Alvin yang berusaha mencegah Ify turun.

”I.. Fy.. Yah turunnya cepet amat sih.” Alvin mengeluh. Alvin memikirkan tipe cowo yang disebutkan Ify. ”Kok gue banget sih tipe nya Ify? Kalau Ify beneran suka sama gue, seneng banget gue. Eh engga, engga. Gue harus bantuin Rio dapetin Ify.” Alvin berkata dalam hati. Mas Oni, supir Alvin hanya senyum-senyum melihat tingkah Alvin yang aneh.

Keesokan harinya, di kelas Alvin...

”Hey, Vin. Gimana udah tanya ke Ify belum?” Rio berbisik kepada Alvin.

“Udah kok.”

“Terus?”

Alvin diam sejenak. Dia tidak mau Rio tau bahwa tipe cowo yang disukai Ify sangat berbeda dengan Rio. Alvin terpaksa berbohong.

“Kok gue dikacangin sih, Vin? Ih males deh udah dateng ke kelas lo, tapi malah dikacangin.” Rio sedikit ngambek.

“Eh sorry, Yo. Hmm kata Ify, dia suka sama cowo yang kulitnya sawo matang, jago main basket, pokoknya lo banget deh, Yo!”

“Serius? Oke, bagus berarti gue harus nembak Ify secepatnya.”

“Ja.. jangan dulu dong. Lo kan belum deket sama Ify.” Alvin kaget mendengar perkataan Rio.

”Iya juga, bener lo.”

Tak lama setelah itu, terdengar suara pengumuman dari radio sekolah.

”Perhatian kepada seluruh siswa siswi SMP 6288, saya akan memberitahukan bahwa sekolah kita akan mengikuti lomba band. Kami sepakat, untuk menjadikan beberapa siswa siswi berbakat dalam musik untuk berpartisipasi. Mereka adalah Alvin Jonathan sebagai vokalis, Mario Stevano Aditya sebagai guitarist, Alyssa Saufika Umari sebagai keyboardist, Gabriel Stevent Damanik sebagai bassist, dan Muhammad Raynald Prasetya sebagai drummer. Kami harap kalian dapat mempersembahkan yang terbaik. Terima kasih.”

*****

”Vin, gue gugup banget nih. Latihan band bareng sama Ify.” Rio berkata pada hari pertama latihan band, di studio musik sekolah.

”Santai aja, Yo. Tetep fokus.” Jawab Alvin singkat.

”Ify kan cewe sendiri disini, jadi please biarin gue aja ya yang nemenin dia. Sekalian pedekate gitu.”

”Terserah.” Alvin memang sedikit jengkel ketika Rio membicarakan Ify. Iyalah, jelas-jelas Alvin juga suka sama Ify.

berlari dan terus bernyanyi

mengikuti irama sang mentari

tertawa dan selalu ceria
berikan ku arti hidup ini

Alvin melantunkan lagu Ceria, teman-teman nya mengiringi.

Ini adalah hari ketiga mereka berlatih band. Rio merasa sudah sangat dekat dengan Ify. Tanpa sepengetahuan Alvin, Rio akan menembak Ify hari ini. Pas sekali karena Gabriel, Ray, dan Alvin sedang tidak berada di studio. Hanya ada Ify dan Rio.

”Fy. Gue mau ngomong hal penting sama lo.” Rio berdiri disebelah Ify yang sedang memainkan keyboard.

”Ngomong aja.” Pandangan Ify tetap tertuju pada keyboard.

“Hmm sebenernya, gue…”

“Lo kenapa? Kalau ngomong jangan setengah-setengah dong.”

Rio belum siap untuk mengatakannya.

“Sebenernya gue pengen banget belajar keyboard. Mau ajarin gue ngga?”

”Kirain mau ngomong apa. Rio, Rio. Sini deh gue ajarin.”

Ify mengajari Rio bermain keyboard. Mereka memainkan lagu ceria, lagu yang akan dimainkan saat lomba band. Tiba-tiba Rio memiliki ide yang bagus untuk menembak Ify, biar romantis gitu. Rio mengambil gitarnya dan mulai bernyanyi.

”Fy, gue mau nyanyi satu lagu nih. Dengerin ya.” Pinta Rio. Ify mengangguk.

Saat kau disisiku
Kembali dunia ceria
Tegaskan bahwa kamu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki

“Lo mau ngga jadi pacar gue?” Rio menatap Ify.


to be continued...

0 comments on "It's our love story | Part 1"

Posting Komentar

Minggu, 30 Mei 2010

It's our love story | Part 1

“Riooooooooo!!!” Jeritan Alvin membangunkan Rio yang sedang tidur pada jam istirahat.

”Ah, lo Vin. Ngapain sih? Ngantuk gue.”

“Habis tumben banget lo ngga nyamperin ke kelas gue. Yaudah gue kesini aja.”

”Makanya, temenan jangan sama gue doang dong! Kalo ngga ada gue pasti lo ngga ada temen kan.”

“Ngga juga kali. Gue kan cukup eksis. Haha.”

”Ketawa, lo. Eh baru inget gue, pengen minta tolong sama lo.”

”Minta tolong apaan, Yo?” Tanya Alvin bingung.

”Lo kan sekelas tuh sama Ify. Hmm menurut gue ya, Ify tuh cantik banget. Jadi..” Omongan Rio terputus ketika Alvin memotong pembicaraannya.

”Bentar deh. Emang di kelas gue ada yang namanya Ify? Kalau menurut gue ya, cantikan Alyssa, tau. Alyssa Saufika Umari.” Jawab Alvin polos.

”Alyssa itu panggilannya Ify, Alvin! Aduh temen sekelas lo sendiri juga.”

”Oh, baru tau gue. Hehe. Terus mau minta tolong apa jadinya?”

“Gue suka sama Ify. Lo mau kan tanyain dia, tipe cowo yang dia suka kaya gimana?”

“Gue sih mau-mau aja. Tapi...”

“Ah udah ngga usah pake tapi-tapian. Lo kan sahabat gue. Oke, Vin?”

”Oke.”

Alvin dan Rio memang bersahabat. Mereka memang beda kelas. Alvin kelas 9b, sedangkan Rio kelas 9d. Saat pulang sekolah, Alvin melihat Ify di depan gerbang sekolah sendirian.

”Kok belum pulang, Fy?” Alvin menghampiri Ify.

”Supir gue ngga bisa jemput. Dari tadi gue nungguin angkot, tapi ngga ada yang lewat.”

“Pulang sama gue aja, supir gue udah dateng tuh. Gimana?”

“Boleh deh. Makasih ya, Vin.”

Alvin dan Ify menuju mobil Alvin. Di perjalanan, suasana sangat hening. Alvin tidak tau harus berbicara apa dengan Ify. Tapi dia ingat, bahwa dia harus bertanya-tanya dengan Ify. Dan ini saat yang tepat, menurutnya.

”Fy. Gue mau nanya. Tapi lo jawab aja, ngga usah banyak nanya ya.”

”Mau nanya apa?”

”Tipe cowo yang lo suka kaya gimana?”

”Hmm.. gue suka cowo putih, cakep, jago olahraga... Eh, Vin gue turun sini aja, itu rumah gue. Makasih banyak ya.” Ify segera turun, meninggalkan Alvin yang berusaha mencegah Ify turun.

”I.. Fy.. Yah turunnya cepet amat sih.” Alvin mengeluh. Alvin memikirkan tipe cowo yang disebutkan Ify. ”Kok gue banget sih tipe nya Ify? Kalau Ify beneran suka sama gue, seneng banget gue. Eh engga, engga. Gue harus bantuin Rio dapetin Ify.” Alvin berkata dalam hati. Mas Oni, supir Alvin hanya senyum-senyum melihat tingkah Alvin yang aneh.

Keesokan harinya, di kelas Alvin...

”Hey, Vin. Gimana udah tanya ke Ify belum?” Rio berbisik kepada Alvin.

“Udah kok.”

“Terus?”

Alvin diam sejenak. Dia tidak mau Rio tau bahwa tipe cowo yang disukai Ify sangat berbeda dengan Rio. Alvin terpaksa berbohong.

“Kok gue dikacangin sih, Vin? Ih males deh udah dateng ke kelas lo, tapi malah dikacangin.” Rio sedikit ngambek.

“Eh sorry, Yo. Hmm kata Ify, dia suka sama cowo yang kulitnya sawo matang, jago main basket, pokoknya lo banget deh, Yo!”

“Serius? Oke, bagus berarti gue harus nembak Ify secepatnya.”

“Ja.. jangan dulu dong. Lo kan belum deket sama Ify.” Alvin kaget mendengar perkataan Rio.

”Iya juga, bener lo.”

Tak lama setelah itu, terdengar suara pengumuman dari radio sekolah.

”Perhatian kepada seluruh siswa siswi SMP 6288, saya akan memberitahukan bahwa sekolah kita akan mengikuti lomba band. Kami sepakat, untuk menjadikan beberapa siswa siswi berbakat dalam musik untuk berpartisipasi. Mereka adalah Alvin Jonathan sebagai vokalis, Mario Stevano Aditya sebagai guitarist, Alyssa Saufika Umari sebagai keyboardist, Gabriel Stevent Damanik sebagai bassist, dan Muhammad Raynald Prasetya sebagai drummer. Kami harap kalian dapat mempersembahkan yang terbaik. Terima kasih.”

*****

”Vin, gue gugup banget nih. Latihan band bareng sama Ify.” Rio berkata pada hari pertama latihan band, di studio musik sekolah.

”Santai aja, Yo. Tetep fokus.” Jawab Alvin singkat.

”Ify kan cewe sendiri disini, jadi please biarin gue aja ya yang nemenin dia. Sekalian pedekate gitu.”

”Terserah.” Alvin memang sedikit jengkel ketika Rio membicarakan Ify. Iyalah, jelas-jelas Alvin juga suka sama Ify.

berlari dan terus bernyanyi

mengikuti irama sang mentari

tertawa dan selalu ceria
berikan ku arti hidup ini

Alvin melantunkan lagu Ceria, teman-teman nya mengiringi.

Ini adalah hari ketiga mereka berlatih band. Rio merasa sudah sangat dekat dengan Ify. Tanpa sepengetahuan Alvin, Rio akan menembak Ify hari ini. Pas sekali karena Gabriel, Ray, dan Alvin sedang tidak berada di studio. Hanya ada Ify dan Rio.

”Fy. Gue mau ngomong hal penting sama lo.” Rio berdiri disebelah Ify yang sedang memainkan keyboard.

”Ngomong aja.” Pandangan Ify tetap tertuju pada keyboard.

“Hmm sebenernya, gue…”

“Lo kenapa? Kalau ngomong jangan setengah-setengah dong.”

Rio belum siap untuk mengatakannya.

“Sebenernya gue pengen banget belajar keyboard. Mau ajarin gue ngga?”

”Kirain mau ngomong apa. Rio, Rio. Sini deh gue ajarin.”

Ify mengajari Rio bermain keyboard. Mereka memainkan lagu ceria, lagu yang akan dimainkan saat lomba band. Tiba-tiba Rio memiliki ide yang bagus untuk menembak Ify, biar romantis gitu. Rio mengambil gitarnya dan mulai bernyanyi.

”Fy, gue mau nyanyi satu lagu nih. Dengerin ya.” Pinta Rio. Ify mengangguk.

Saat kau disisiku
Kembali dunia ceria
Tegaskan bahwa kamu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki

“Lo mau ngga jadi pacar gue?” Rio menatap Ify.


to be continued...

0 comments:

Posting Komentar

 

Arimbi's Story Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal