Minggu, 30 Mei 2010

It's our love story | Part 6

Posted by Arimbi's Story at 23.05

Kembali di rumah Shilla

”Shill, aku mau lomba band. Udah jam 10.00 nih”

”Rio, aku takut kalau kondisi aku drop.. Temenin aku, sehari aja.”

”Masalahnya aku mau lomba, Shill! Ngertiin aku juga dong!” Rio membentak Shilla.

”Hiks.. hiks.. Rio, kok gitu sih..” Shilla menangis.

”Lo nyadar dong! Gue mau lomba band. Pake nangis segala lagi, lo.”

”Mana ada sih, seorang cowo bentak cewe nya sendiri.”

”Emang ngga ada, soalnya gue bukan cowo lo!”

”Kamu cowo aku kok.”

”Bukan!”

”Iya!”

”Dari awal gue ngga pacaran sama lo! Itu aja lo yang anggap gue pacaran sama lo! Lo salah paham, Ashilla Zahrantiara.”

”Jadi..”

”Iya, gue bukan pacar lo, okey. Gue mua lomba band dulu sekarang!!” Rio mengambil handphone nya yang ada di tangan Shilla, lalu segera keluar dari rumah Shilla, mengambil motor, dan menuju ke Gedung Idola. Shilla hanya bisa menangis, dia tidak menyangka Rio akan berkata seperti itu.

Di Gedung Idola

”Rio kemana sih? Udah jam 10.30 nih.” Ujar Ify panik.

”Tau nih, untung dua peserta pertama bukan kita.” Kata Ray.

”Psstt.. ayo doa aja semoga peserta ketiga bukan sekolah kita.” Alvin berusaha menenangkan. Tapi sayangnya doa mereka tidak terkabul. Peserta ketiga adalah sekolah mereka.

”Baiklah kami persilakan kepada band SMP 6288 untuk naik ke panggung.” Host lomba band itu berkata melalui microphone.

Dengan berat hati mereka berjalan menaiki panggung, ya tampil tanpa Rio. Ozy dan Acha hanya duduk di kursi penonton, mereka terlihat sangat khawatir. Alvin berusaha meminta tambahan waktu kepada pembawa acara untuk bersiap-siap lagi.

”Mba, bisa minta tambahan waktu ngga?” Tanya Alvin setengah berbisik kepada si pembawa acara.

”Wah, ngga bisa dek. Kata panitia kalian sudah harus tampil sekarang.”

”Yah, Mba. Gitarist band saya belum datang.”

”Itu sih resiko band kalian. Pokoknya udah harus mulai sekarang, oke.” Alvin tertunduk dan mendekati teman-temannya yang sudah standby dengan alat musik masing-masing.

”Mulai aja kali ya?” Alvin memandang teman-temannya dengan lesu. Yang lain hanya mengangguk. Tiba-tiba omongan Iel mengagetkan mereka.

”Itu Rio!” Seru Iel. Serempak mereka memandang kearah Rio. Ya, Rio yang tampak berlari menuju panggung dan sekarang sudah memegang gitarnya.

”Sorry gue telat. Ayo mulai!” Ujar Rio semangat.

Mereka mulai memainkan lagu ”ceria” dari J-Rocks. Mereka mendapat tepuk tangan meriah ketika Ray mulai menunjukan keahliannya bermain drum. Dan juga saat Alvin mampu meraih nada tinggi dalam lagu itu.

*****

”Sukses!” Ify tersenyum puas seusai tampil.

”Iya, dan untung tadi Rio datengnya tepat waktu ya.” Sambung Ray.

”Gue telat karena si cewe manja ngeselin Ashilla Zahrantiara itu!” Rio terlihat sangat kesal.

”Gue tau kok.” Jawab Alvin ringan.

”Hah? Jangan sok tau lo”

”Emang gue tau.”

”Terus kenapa lo ngga peringatin gue dulu?”

”Udah, tapi lo ngga mau dengerin gue.”

”Kapan?”

”Kemaren pas kita cuma berdua di studio.”

”Oh.” Rio seolah tak peduli.

”Ah udahlah, ke tempat Acha sama Ozy aja yuk.” Ajak Iel. Mereka mendekati Acha dan Ozy, dan duduk disamping mereka.

Mereka menanti hasil lomba band itu. Mereka sempat merasa pesimis melihat band dari SMP De Bieterz (maaf ya ejaannya diubah. Jangan marah D’Bieterz J) yang tampil dengan sangat baik. Suara vokalisnya sangat bagus dan tinggi, membuat penonton tercengang dan tentunya membuat Alvin minder. Tapi mereka berusaha tetap optimis ketika menunggu pembawa acara menyebut juara 1 dan runner up. Band dari SMP 6288 tidak menjadi juara 3, ataupun harapan.

”Mau tau runner up dan pemenang utama lomba band kali ini? Oke akan saya bacakan pemenangnya. Runner up lomba ini ditempati oleh band SMP 6288 dan SMP De Bieterz menjadi juara pertamanya! Selamat kepada mereka, dan diharap maju untuk menerima hadiah.” Pembawa acara membacakan para pemenang.

”Yah, juara 2.” Ucap Ify lesu.

”Masih syukur dapet juara.” Kata Iel.

”Yang penting kita masih bawa pulang tropi buat sekolah. Udah yuk, maju.” Ajak Alvin. Mereka menaiki panggung diiringi teriakan penonton.

”SMP 6288 penampilannya sangat baik. Tapi karena ada anggota yang telat datang, memberikan nilai minus dalam penilaian. Sehingga SMP De Bieterz lah yang menjadi juara pertama.” Panitia acara menjelaskan.

Mereka tetap senang menjadi runner up lomba. Mereka mendapatkan sebuah tropi dan piagam untuk masing-masing anak. Tapi tidak untuk Rio, Ia masih kesal dengan Shilla. Tapi di sisi lain Ia juga menyesal tidak mendengarkan kata-kata Alvin kemarin.

Sementara itu dirumah Shilla, Shilla menelepon Zahra

”Zahra!” Shilla masih terisak.

”Shill? Lo kenapa kok nangis?”

’Rio, ternyata selama ini bohongin gue! Huaaa.”

”Bohongin gimana?”

”Selama ini gue ngga jadian sama dia. Kata Rio ini cuma salah paham.”

”Lho kok Rio gitu?”

”Tau, ahh sumpah gue benci banget sama dia, Zah!”

”Ya ampun sabar ya Shilla. Kalo gue ada dirumah pasti gue kerumah lo sekarang.”

”It’s okey, Zahra. Gue udah ngga apa-apa kok. Cuma...”

”Cuma apa?”

”Cuma gue lagi mikir buat rencana ngebales kelakuan Rio.”

”Serius, Shill? Jangan deh kata gue.”

”Ahh udah deh, pokoknya rencana gue harus udah dijalanin besok.”

”Terserah deh. Actually, I am not involved in your plan, okey. So, jangan bawa-bawa gue.”

”Rajin banget gue bawa-bawa nama Zahra Damariva.”

”Kok lo gitu banget sih?”

”Harusnya gue yang tanya. Biasanya lo support gue banget kan.”

”Tapi gue ngga mau nyari masalah, Shill.”

”Oke, gue bisa buat rencana gue sendiri.” Shilla menutup teleponnya tiba-tiba. Zahra heran dengan pikiran Shilla yang selalu negatif.

*****

”Shilla! Tumben lo ngga sama Rio. Kenapa?” Tanya Angel, teman sekelas Shilla, ketika Shilla akan meletakkan tas di meja nya.

”Gue putus.”

”Serius? Kenapa?”

”Rio ternyata mainin gue. Dia ngga suka sama gue, tapi masih milih jadian sama gue. Yaudah gue putusin aja.” Kata Shilla bohong.

”Kok Rio jahat banget sih.”

”Yah, gue juga baru tau, ngel. Dia tuh, suka sama Ify. Malah sekarang juga lagi deketin Acha anak kelas 8b.”

”Ih, cowo apaan coba kaya gitu.”

”Iya. Makanya mending cari cowo lain aja deh.”

Cakka, yang sedaritadi mendengarkan permbicaraan Shilla dan Angel hanya diam saja. Zahra baru memasuki kelas 9c. Melihat Zahra yang baru datang, Shilla menatapnya dengan sinis dan kemudian melanjutkan pembicaraannya dengan Angel.

”Angel. Lo duduk sama gue aja yuk.” Pinta Shilla.

”Lho tapi ada Zahra, Shill. Itu Zahra.”

”Udahlah Zahra juga mau duduk sama Dea kok. Pengen banget malah.”

”Yaudah deh.” Angel mengambil tas nya dan meletakkan disebelah tas Shilla. Dengan murung, Zahra berjalan menuju tempat duduk ’barunya’ disebelah Dea.

Saat istirahat

Rio memutuskan untuk berada dikelas. Pertama, dia habis dimarahi oleh Pak Duta karena tidak mengerjakan PR fisika. Kedua, Dia tidak ingin nantinya bertemu Shilla jika Ia pergi keluar kelas. Tak disangka, Cakka menghampiri Rio yang sedang sendirian.

”Rio.” Sapa Cakka.

”Oh, hey, Cak.”

”Kok ngga ke kelas gue?”

”Males. Ada Shilla.”

”Gue udah denger dari Shilla. Dia mutusin lo?”

”Mutusin? Jadian aja engga.”

”Maksud gue, dia yang bilang udah ngga mau sama lo?”

”Gue yang bilang. Semuanya. Kalo gue ngga jadian.”

”Tapi tadi Shilla bilang ke Angel kalau Shilla mutusin lo. Terus katanya Rio suka sama Ify. Malah lagi deketin Acha anak kelas 8b. Gue ngga percaya. Pasti Shilla bohong kan.”

”Ah parah banget sih tuh cewe manja! Nyari masalah sama gue? Oke. Kemaren udah gue bentak tetep aja ngga berubah.”

”Tapi wajarlah kalau dia manja. Dia anak satu-satunya. Lagian dia lumayan cantik kok.”

”Lo suka sama dia? Pacarin aja!”

”Haah? Hem.. engga kok. Ngapain juga gue jadian sama cewe kaya gitu.”

”Kok lo gelagapan? Kenapa sih, Cak?”

”Ah udahlah ngga usah dibahas. Gue ke kelas ya.”

”Gue ikut! Mau bentak Shilla!”

Sementara itu ditempat Alvin

Alvin sedang berada dikelasnya. Hanya memainkan rubik 4x4 nya. Dia sedang malas ke kelas Ray dan Iel. Ia sedang bete sama Bu Ira, kepala sekolah SMP 6288. Saat Bu ira tau band nya hanya menjadi runner up, beliau sangat kecewa. Seharusnya Bu Ira mengucapkan selamat yang meriah. Tapi Ia hanya bersikap biasa. Tiba-tiba sesosok gadis menghampiri Alvin.

”Alvin Jonathan Sindunata. Bisa bantu gue?”


to be continued...

0 comments on "It's our love story | Part 6"

Posting Komentar

Minggu, 30 Mei 2010

It's our love story | Part 6

Kembali di rumah Shilla

”Shill, aku mau lomba band. Udah jam 10.00 nih”

”Rio, aku takut kalau kondisi aku drop.. Temenin aku, sehari aja.”

”Masalahnya aku mau lomba, Shill! Ngertiin aku juga dong!” Rio membentak Shilla.

”Hiks.. hiks.. Rio, kok gitu sih..” Shilla menangis.

”Lo nyadar dong! Gue mau lomba band. Pake nangis segala lagi, lo.”

”Mana ada sih, seorang cowo bentak cewe nya sendiri.”

”Emang ngga ada, soalnya gue bukan cowo lo!”

”Kamu cowo aku kok.”

”Bukan!”

”Iya!”

”Dari awal gue ngga pacaran sama lo! Itu aja lo yang anggap gue pacaran sama lo! Lo salah paham, Ashilla Zahrantiara.”

”Jadi..”

”Iya, gue bukan pacar lo, okey. Gue mua lomba band dulu sekarang!!” Rio mengambil handphone nya yang ada di tangan Shilla, lalu segera keluar dari rumah Shilla, mengambil motor, dan menuju ke Gedung Idola. Shilla hanya bisa menangis, dia tidak menyangka Rio akan berkata seperti itu.

Di Gedung Idola

”Rio kemana sih? Udah jam 10.30 nih.” Ujar Ify panik.

”Tau nih, untung dua peserta pertama bukan kita.” Kata Ray.

”Psstt.. ayo doa aja semoga peserta ketiga bukan sekolah kita.” Alvin berusaha menenangkan. Tapi sayangnya doa mereka tidak terkabul. Peserta ketiga adalah sekolah mereka.

”Baiklah kami persilakan kepada band SMP 6288 untuk naik ke panggung.” Host lomba band itu berkata melalui microphone.

Dengan berat hati mereka berjalan menaiki panggung, ya tampil tanpa Rio. Ozy dan Acha hanya duduk di kursi penonton, mereka terlihat sangat khawatir. Alvin berusaha meminta tambahan waktu kepada pembawa acara untuk bersiap-siap lagi.

”Mba, bisa minta tambahan waktu ngga?” Tanya Alvin setengah berbisik kepada si pembawa acara.

”Wah, ngga bisa dek. Kata panitia kalian sudah harus tampil sekarang.”

”Yah, Mba. Gitarist band saya belum datang.”

”Itu sih resiko band kalian. Pokoknya udah harus mulai sekarang, oke.” Alvin tertunduk dan mendekati teman-temannya yang sudah standby dengan alat musik masing-masing.

”Mulai aja kali ya?” Alvin memandang teman-temannya dengan lesu. Yang lain hanya mengangguk. Tiba-tiba omongan Iel mengagetkan mereka.

”Itu Rio!” Seru Iel. Serempak mereka memandang kearah Rio. Ya, Rio yang tampak berlari menuju panggung dan sekarang sudah memegang gitarnya.

”Sorry gue telat. Ayo mulai!” Ujar Rio semangat.

Mereka mulai memainkan lagu ”ceria” dari J-Rocks. Mereka mendapat tepuk tangan meriah ketika Ray mulai menunjukan keahliannya bermain drum. Dan juga saat Alvin mampu meraih nada tinggi dalam lagu itu.

*****

”Sukses!” Ify tersenyum puas seusai tampil.

”Iya, dan untung tadi Rio datengnya tepat waktu ya.” Sambung Ray.

”Gue telat karena si cewe manja ngeselin Ashilla Zahrantiara itu!” Rio terlihat sangat kesal.

”Gue tau kok.” Jawab Alvin ringan.

”Hah? Jangan sok tau lo”

”Emang gue tau.”

”Terus kenapa lo ngga peringatin gue dulu?”

”Udah, tapi lo ngga mau dengerin gue.”

”Kapan?”

”Kemaren pas kita cuma berdua di studio.”

”Oh.” Rio seolah tak peduli.

”Ah udahlah, ke tempat Acha sama Ozy aja yuk.” Ajak Iel. Mereka mendekati Acha dan Ozy, dan duduk disamping mereka.

Mereka menanti hasil lomba band itu. Mereka sempat merasa pesimis melihat band dari SMP De Bieterz (maaf ya ejaannya diubah. Jangan marah D’Bieterz J) yang tampil dengan sangat baik. Suara vokalisnya sangat bagus dan tinggi, membuat penonton tercengang dan tentunya membuat Alvin minder. Tapi mereka berusaha tetap optimis ketika menunggu pembawa acara menyebut juara 1 dan runner up. Band dari SMP 6288 tidak menjadi juara 3, ataupun harapan.

”Mau tau runner up dan pemenang utama lomba band kali ini? Oke akan saya bacakan pemenangnya. Runner up lomba ini ditempati oleh band SMP 6288 dan SMP De Bieterz menjadi juara pertamanya! Selamat kepada mereka, dan diharap maju untuk menerima hadiah.” Pembawa acara membacakan para pemenang.

”Yah, juara 2.” Ucap Ify lesu.

”Masih syukur dapet juara.” Kata Iel.

”Yang penting kita masih bawa pulang tropi buat sekolah. Udah yuk, maju.” Ajak Alvin. Mereka menaiki panggung diiringi teriakan penonton.

”SMP 6288 penampilannya sangat baik. Tapi karena ada anggota yang telat datang, memberikan nilai minus dalam penilaian. Sehingga SMP De Bieterz lah yang menjadi juara pertama.” Panitia acara menjelaskan.

Mereka tetap senang menjadi runner up lomba. Mereka mendapatkan sebuah tropi dan piagam untuk masing-masing anak. Tapi tidak untuk Rio, Ia masih kesal dengan Shilla. Tapi di sisi lain Ia juga menyesal tidak mendengarkan kata-kata Alvin kemarin.

Sementara itu dirumah Shilla, Shilla menelepon Zahra

”Zahra!” Shilla masih terisak.

”Shill? Lo kenapa kok nangis?”

’Rio, ternyata selama ini bohongin gue! Huaaa.”

”Bohongin gimana?”

”Selama ini gue ngga jadian sama dia. Kata Rio ini cuma salah paham.”

”Lho kok Rio gitu?”

”Tau, ahh sumpah gue benci banget sama dia, Zah!”

”Ya ampun sabar ya Shilla. Kalo gue ada dirumah pasti gue kerumah lo sekarang.”

”It’s okey, Zahra. Gue udah ngga apa-apa kok. Cuma...”

”Cuma apa?”

”Cuma gue lagi mikir buat rencana ngebales kelakuan Rio.”

”Serius, Shill? Jangan deh kata gue.”

”Ahh udah deh, pokoknya rencana gue harus udah dijalanin besok.”

”Terserah deh. Actually, I am not involved in your plan, okey. So, jangan bawa-bawa gue.”

”Rajin banget gue bawa-bawa nama Zahra Damariva.”

”Kok lo gitu banget sih?”

”Harusnya gue yang tanya. Biasanya lo support gue banget kan.”

”Tapi gue ngga mau nyari masalah, Shill.”

”Oke, gue bisa buat rencana gue sendiri.” Shilla menutup teleponnya tiba-tiba. Zahra heran dengan pikiran Shilla yang selalu negatif.

*****

”Shilla! Tumben lo ngga sama Rio. Kenapa?” Tanya Angel, teman sekelas Shilla, ketika Shilla akan meletakkan tas di meja nya.

”Gue putus.”

”Serius? Kenapa?”

”Rio ternyata mainin gue. Dia ngga suka sama gue, tapi masih milih jadian sama gue. Yaudah gue putusin aja.” Kata Shilla bohong.

”Kok Rio jahat banget sih.”

”Yah, gue juga baru tau, ngel. Dia tuh, suka sama Ify. Malah sekarang juga lagi deketin Acha anak kelas 8b.”

”Ih, cowo apaan coba kaya gitu.”

”Iya. Makanya mending cari cowo lain aja deh.”

Cakka, yang sedaritadi mendengarkan permbicaraan Shilla dan Angel hanya diam saja. Zahra baru memasuki kelas 9c. Melihat Zahra yang baru datang, Shilla menatapnya dengan sinis dan kemudian melanjutkan pembicaraannya dengan Angel.

”Angel. Lo duduk sama gue aja yuk.” Pinta Shilla.

”Lho tapi ada Zahra, Shill. Itu Zahra.”

”Udahlah Zahra juga mau duduk sama Dea kok. Pengen banget malah.”

”Yaudah deh.” Angel mengambil tas nya dan meletakkan disebelah tas Shilla. Dengan murung, Zahra berjalan menuju tempat duduk ’barunya’ disebelah Dea.

Saat istirahat

Rio memutuskan untuk berada dikelas. Pertama, dia habis dimarahi oleh Pak Duta karena tidak mengerjakan PR fisika. Kedua, Dia tidak ingin nantinya bertemu Shilla jika Ia pergi keluar kelas. Tak disangka, Cakka menghampiri Rio yang sedang sendirian.

”Rio.” Sapa Cakka.

”Oh, hey, Cak.”

”Kok ngga ke kelas gue?”

”Males. Ada Shilla.”

”Gue udah denger dari Shilla. Dia mutusin lo?”

”Mutusin? Jadian aja engga.”

”Maksud gue, dia yang bilang udah ngga mau sama lo?”

”Gue yang bilang. Semuanya. Kalo gue ngga jadian.”

”Tapi tadi Shilla bilang ke Angel kalau Shilla mutusin lo. Terus katanya Rio suka sama Ify. Malah lagi deketin Acha anak kelas 8b. Gue ngga percaya. Pasti Shilla bohong kan.”

”Ah parah banget sih tuh cewe manja! Nyari masalah sama gue? Oke. Kemaren udah gue bentak tetep aja ngga berubah.”

”Tapi wajarlah kalau dia manja. Dia anak satu-satunya. Lagian dia lumayan cantik kok.”

”Lo suka sama dia? Pacarin aja!”

”Haah? Hem.. engga kok. Ngapain juga gue jadian sama cewe kaya gitu.”

”Kok lo gelagapan? Kenapa sih, Cak?”

”Ah udahlah ngga usah dibahas. Gue ke kelas ya.”

”Gue ikut! Mau bentak Shilla!”

Sementara itu ditempat Alvin

Alvin sedang berada dikelasnya. Hanya memainkan rubik 4x4 nya. Dia sedang malas ke kelas Ray dan Iel. Ia sedang bete sama Bu Ira, kepala sekolah SMP 6288. Saat Bu ira tau band nya hanya menjadi runner up, beliau sangat kecewa. Seharusnya Bu Ira mengucapkan selamat yang meriah. Tapi Ia hanya bersikap biasa. Tiba-tiba sesosok gadis menghampiri Alvin.

”Alvin Jonathan Sindunata. Bisa bantu gue?”


to be continued...

0 comments:

Posting Komentar

 

Arimbi's Story Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal